Menurut Euclid, titik adalah sesuatu yang tidak memiliki bagian. Titik hanya diketahui keberadannya karena tidak memiliki dimensi.
Titik-titik pada sebuah
bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu kriteria tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points).
Kedudukan titik dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik
pada lingkaran berjari-jari 1 cm dapat dinyatakan sebagai x2 + y2
= 1. Secara geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat
lingkaran tersebut yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan
x2 + y2 = 1. Teorema-teorema dasar tentang kedudukan
titik-titik (Fundamental Locus Theorems) sebagai berikut.
Teorema 1.1
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama
yaitu d dari sebuah titik P
adalah sebuah lingkaran berpusat di titik P dengan ukuran panjang jari-jari d
|
Teorema 1.2
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama
yaitu d dari sebuah garis l adalah sepasang
garis-garis sejajar yang masing-masing berjarak d dari garis l
|
Teorema 1.3
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan
Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular
bisector).yang tegak lurus
terhadap ruas garis
|
Teorema 1.4
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama
dari dua garis yang sejajar yaitu l1 dan l2 merupakan sebuah garis
diantara keduanya dan sejajar dengan kedua garis tersebut.
|
Teorema 1.5
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama
terhadap dua garis yang berpotongan yaitu l1 dan l2, adalaha sepasang ruas garis (disebut bisectors) yang membagi dua sama besar
sudut-sudut yang yang dibentuk garis l1 dan l2
|
Teorema 1.6
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama
dari kedua sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas garis yang membagi dua sudut
tersebut (bisector of angle)
|
Teorema 1.7
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama
dari dua buah lingkaran konsentris (concentric
circles) adalah sebuah lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran
tersebut dan berada tepat di tengah keduanya
|
Teorema 1.8
Kedudukan titik-titik pada jarak tertentu
dari sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari lebih panjang dari jarak
tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran konsentris, di mana masing-masing
kedudukan titik tersebut berada di salah satu sisi lingkaran pada jarak
tertentu tersebut.
|
Teorema 1.9
Kedudukan titik-titik yang berjarak
tertentu dari suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut
merupakan sebuah lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan saling
konsentris.
Pembuktian salah satu teorema keduduka titik yaitu :
Pembuktian Teorema 1.3.
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector).yang tegak lurus terhadap ruas garis
Dalam teorema ini, kita menggunakan logika p⟺q, sehingga p⟹q dan q⟹p
p= Kedudukan Titik yang memiliki jarak yang sama antara Titik A dan B
q= ruas garis yang membagi sama besar ruas garis AB
untuk q⟹p
Dik : Titik A dan B; ruas garis CD tegak lurus terhadap ruas garis AB dan membagi dua sama besar; misalkan E berada di garis CD
Dit : Apakah E akan berjarak sama terhadap titik A dan B
Jawab : Sketsakan grafiknya
|
2. Sistem Koordinat Kartesius
Istilah Kartesius digunakan untuk mengenang ahli matematika sekaligus filsuf dari Perancis yaitu Decartes, yang perannya besar dalam menggabungkan aljabar dan geometri (Cartesius adalah latinasi untuk Descartes). Hasil kerjanya sangat berpengaruh dalam perkembangan geometri analitik, kalkulus dan kartografiIde dasar sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua tulisan karya Descartes. Pada bagian kedua dari tulisannya Discours on Method ia memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan posisi titik atau objek pada sebuah permukaan, dengan menggunakan dua sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain. Dalam tulisannya yang lain, Le Geometrie, ia memperdalam konsep-konsep yang telah dikembangkannya.(Referensi Lain : https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_Kartesius ) Selanjutnya akan dibahs lebih lanjut mengenai koordinat kartesius yang telah dibuat gambar menjadi berikut :
Dari
gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat garis yang vertikal dan horizontal.
untuk garis yang horizontal ini disebut absis atau disimbolkan x (sumbu-x) dan
garis yang vertikal disebut oordinat atau disimbulkan y (sumbu-y). Serta
terdapat titik potong antara sumbu-x dan sumbu-y disebut titik asal atau
disimbolkan O(0,0). Dari koordinat kartesius tersebut terdapat 4 daerah
masing-masing ini biasa disebut dengan Kuadran I, II, III dan IV. untuk
penjelasan mengenai Kuadran dapat dilihat dari gambar dan tabel berikut ini :
Dua buah titik berbeda akan berada pada posisi yang berbeda. Jarak kedua titik tersebut dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buatlah dua titik berbeda yaitu A dan B lalu hubungkan dengan sebuah ruas garis.
- Buat sebuah garis melalui A dan sebuah garis lain yang melalui B sehingga kedua garis berpotongan tegak lurus.
- Tentukan titik potong kedua garis yaitu C sehingga diperoleh segitiga siku-siku ACB atau BCA lalu ukur panjang ruas garis CA dan CB
- Tentukan panjang ruas garis AB dengan menggunakan Teorema Phytagoras :
Jadi, rumus untuk mencari jarak dari dua titik yang berbeda (x1,y1) dan (x2,y2) adalah :
Referensi Lain :
(https://www.academia.edu/10694391/Sistem_Koordinat)
A.
SISTEM KOORDINAT KUTUB
(POLAR KOORDINATE SISTEM)
Dalam system koordinat kartesius, tempat kedudukan
titik pada bidang ditunjukkan oleh pasangan terurut bilangan real (x,y). makna
ini berlaku jug sebaliknya yaitu terurut bilangan rasional (x,y) menunjukkan
posisi suatu titik pada bidang koordinat. Selain koordinat kartesius, untuk
menunjukkan posisi suatu titik pada bidang dalam system koordinat dapat juga
digunakan koordinat kutub atau koordinat polar. Dalam system koordinat kutub,
letak suatu titik pada bidang ditandai dengan jarak dan sudut.
Untuk
mengambarkan koordinat polar pada bidang (seperti pada gambar di bawah), kita
mulai dengan menetapkan satu titik tetap O dan titik tetap ini disebut titik
asal (origin) atau kutub (pole). Dari titik asal, kita tarik garis
dan garis ini disebut sumbu kutub. Sumbu kutub selalu horizontal dan ke arah
kanan, pleh karena itu sumbu kutub dapat disamakan dengan sumbu x pada system
koordinat kartesius.
Titik P adalah titik sembarang pada bidang (lihat
gambar kedua). Dalam system koordinat kutub titik P terletak pada jarak r
satuan dari titik asal/kutub, sinar garis OP
membentuk sudut terhadap sumbu kutub.
Sinar garis OP
dibuat dengan menarik garis dari kutub hingga titik P seperti pada gambar
kedua. Letak titik pada bidang koordinat kutb dapat diketahui jika nilai jarak
r dan sudut diketahui dan letak titik tersebut ditandai
dengan (r,θ).
A.
HUBUNGAN KOORDINAT
KUTUB DENGAN KOORDINAT KARTESIUS
Dari gambar diatas dikatahui hubungan secara
sistematis antara koordinat kartesius dan polar,
Jika sumbu-sumbu pada system koordinat kutub dan
system koordinat kartesius dihimpitkan hingga saling menutupi, maka letak suatu
titik pada system koordinat kutub yang ditandai dengan pasangan terurut (r, θ)
dan titik pada system koordinat kartesius yng ditandai dengan pasangan beruru
(x,y) dapat dihubungkan oleh persamaan berikut.
Pada segitiga OPR dengan rumus Pythagoras terdapat
hubungan:
Referensi:
Sukirman. 1993. Geometri Analitik Bidang dan Ruang. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Catatan Kuliah Geometri Analitik
Dosen Pengampu : Della Maulidiya, S.Si., M.Kom dan Nur Aliyyah Irsal, M.Pd.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koordinat_Kartesius diunggah pada 23 maret 2017
https://www.academia.edu/10694391/Sistem_Koordinat
Komentar
Posting Komentar